Beberapa minggu terakhir ini kita dikejutkan oleh berita akun jual bayi cantik yang beredar masif di media sosial Twitter, Instagram, dan Facebook.
Yang lebih mengejutkan lagi, foto yang digunakan oleh akun jual bayi tersebut adalah foto bayi milik artis terkenal ibukota, yaitu Ruben Onsu dan Sarwendah.
Ruben sendiri akhirnya melaporkan kasus ini ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (24/6/2015) siang, sebagaimana dirilis oleh Tribunnews.com (24/6/2015).
Fakta ini menyadarkan penulis sendiri bahwa kita memang harus hati-hati dalam memposting foto orang lain, terlebih foto bayi, balita, keponakan, anak teman, atau bayi siapa pun. Foto anak kecil lucu memang, tetapi ada bahaya atau risiko besar yang perlu kita sadari.
Penulis sendiri akhirnya mencari apa saja sih risiko atau bahaya terbesar dari posting foto ke Facebook, Twitter, Instagram atau media sosial lain. Berikut lima bahaya dari posting foto anak, keponakan, anak teman kita ke Facebook, atau media sosial lainnya, sebagaimana dilansir the stir.
1. Kita mungkin mengabaikan anonimitas dan izin dari anak kita.
Mungkin tidak pernah terlintas di benak kita, kitalah yang mengontrol informasi identitas dan informasi pribadi anak kita. Dengan memposting foto, kita menciptakan jejak-jejak digital yang mungkin berisi identitas. Anak-anak kita tidak pernah memilih untuk itu atau memberi kita izin untuk berbagi informasi dan jejak-jejak digital tersebut.
Apalagi Facebook sedang mengembangkan perangkat lunak yang bisa mengenali wajah dengan mudah, hanya dengan sekali mengaitkan nama dan salah satu foto selfie kita atau anak kita, selamanya kita mungkin akan dapat dengan mudah dikenali Facebook. Anak kita berhak untuk tidak memunculkan identitasnya.
2. Mungkin ada orang lain yang akan menyalahgunakan foto anak tanpa sepengetahuan kita.
Inilah yang terjadi pada keluarga Ruben Onsu. Pihak yang tidak bertanggung jawab mengambil foto anaknya sebagai model iklan jual bayi. Foto anak dan bayi kita bisa dengan mudah dijadikan iklan atau meme, yang mungkin membuat anak-anak kita merasa malu nantinya. Foto anak yang dijadikan meme pernah dialami oleh seorang blogger Julia Fierro sebagaimana dipublikasikan oleh the Huffington Post.
3. Tergantung setting lokasi foto, kita mungkin berbagi lokasi anak kita.
Dengan memposting foto anak-anak, kita juga mungkin memberi tahu lokasinya. Apalagi bila foto yang kita posting disertai informasi lokasi dari GPS yang tertanam di ponsel kita. Lokasi sekolah, tempat bermain, alamat rumah, toko yang biasa dikunjungi bisa diakses dengan mudah. Anak-anak kita pun rentan menjadi korban kejahatan, seperti penculikan atau pedofilia.
4. Pengiklan bisa menjadikan kita dan anak kita sebagai target iklan.
Memang bukan masalah dari sudut konvensional, tetapi informasi yang disertakan bersama foto bisa dijadikan alat untuk menargetkan iklan tertentu kepada kita. Memang sejauh ini informasi tersebut hanya digunakan untuk keperluan penargetan iklan, tetapi kita tidak pernah tahu arah perkembangan industri ini. Sebaiknya kita selalu berhati-hati.
5. Identitas anak kita bisa saja dicuri.
Informasi atau keterangan lain yang disertakan beserta foto kita bisa dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Vanessa Bell, seorang blogger di De Su Mama, menceritakan kejadian saat ada seorang perempuan mencuri foto anaknya dan mengklaim bahwa anak itu adalah miliknya. Untuk masalah ini, Bell bahkan langsung mengambil jalur hukum dan meminta pihak Facebook, Twitter, dll untuk menghapus foto anaknya dan semua informasi tentang anak itu dari profil wanita tersebut.
Itulah bahaya-bahaya yang mengintai anak-anak kita, apabila kita tidak mempertimbangkan banyak hal sebelum mempostingnya. So, lebih baik berhati-hatilah para sahabat cerdas.