Penafian: Cerita ini disajikan hanya sebagai preview dari karya tulis
The Exploits of the Incomparable Mulla Nasrudin by Idries Shah dan ditujukan sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan terjemahan.
Daftar Isi
Why We Are Here (Inggris)
Walking one evening along a deserted road, Mulla Nasrudin saw a troop of horsemen coming towards him. His imagination started to work; he saw himself captured and sold as a slave, or impressed into the army.
Nasrudin bolted, climbed a wall into a graveyard, and lay down in an open tomb.
Puzzled at his strange behaviour, the men – honest travellers – followed him.
They found him stretched out, tense and quivering.
‘What are you doing in that grave? We saw you run away. Can we help you?’
‘Just because you can ask a question does not mean that there is a straightforward answer to it,’ said the Mulla, who now realised what had happened. ‘It all depends upon your viewpoint. If you must know, however: I am here because of you, and you are here because of me.’
Mengapa kita di sini (Indonesia)
Suatu malam ketika berjalan di jalan yang sepi, Mulla Nasrudin melihat satu pasukan berkuda berjalan menuju arahnya. Imajinasinya mulai bermunculan; dia membayangkan dirinya ditangkap dan dijual sebagai budak, atau dipaksa masuk ke tentara.
Nasrudin lari terbirit-birit, memanjat tembok ke satu makam, dan terlentang di makam yang terbuka.
Kaget melihat perilaku anehnya, para tentara – meraka orang yang baik hati – mengikutinya.
Mereka menemukan Nasrudin terlentang, kaku, dan bergetar.
‘Apa yang kamu lakukan di makam itu? Kami melihatmu lari. Ada yang bisa kami bantu?’
‘Hanya karena kami bisa bertanya bukan berarti jawabannya bisa mudah dipahami,’ kata Mullah itu, yang kini menyadari apa yang terjadi. ‘Semuanya tergantung sudut pandangmu. Namun, jika kamu mau tahu: Aku di sini karena kamu, dan kamu di sini karena aku.’