Agar Tidak Menjadi Korban Kecelakaan Karena Blindspot – Blindspot tetap menjadi sesuatu yang sulit untuk dihindari. Saat kita sudah sangat berhati-hati di jalan, terkadang orang lain yang menjadi penyebab kecelakaan. Ada beberapa hal yang dianggap lumrah oleh beberapa pengendara yang sebenarnya tindakan itu sangat membahayakan. Terlebih lagi pada saat bulan Romadlon seperti hari ini, banyak sekali penjual ta’jil atau makanan/minuman ringan, dan sayur di sisi jalan raya yang terkadang membuat kita begitu juga pengendara lain untuk membelinya. Sehingga banyak yang berhenti mendadak lalu berhenti. Sedangkan lalu lintas sedang ramai karena saatnya orang-orang pulang kerja. Terkadang banyak juga angkutan umum yang akhirnya ikutan ngetem, di mana pun dia memarkir angkutannya, entah di tikungan, setelah jembatan, di persimpangan, dll.
Selain berhenti mendadak sebagaimana contoh di atas, beberapa perilaku di bawah ini dapat kita hindari agar kita tidak menjadi korban kecelakaan, mengurangi kecelakaan di jalan raya, dan bukan menjadi penyebab kecelakaan.
1. Parkir, putar balik atau berhenti tepat setelah tikungan dan tepat setelah tanjakan.
Meskipun sedang terburu-buru atau dalam posisi yang sangat terdesak, kepepet ataupun kebelet, jangan mencoba untuk putar balik atau menghentikan kendaraan tepat setelah tikungan, karena posisi tersebut merupakan blindspot, meskipun di beberapa tikungan terkadang dilengkapi dengan cermin untuk meminimalisir blindspot, namun hanya beberapa persen pengendara yang memanfaatkannya. Sehingga kemungkinan terjadinya tabrakan masih terlalu sangat besar. Sebagaimana keterangan dari Direktur Lalu Lintas Polda NTT, Kombespol Gde Sugianyar Dwi Putra di sini.
Hal di atas pun juga berlaku untuk posisi tepat setelah tanjakan, dan alasannya tetap sama, pengendara dari bawah yang akan menanjak tidak akan dapat melihat dan memantau kondisi area setelah tanjakan, dan sampai saat ini belum ada teknologi atau alat untuk mengurangi blindspot di area tersebut.
Selalu tanamkan di pikiran kita bahwa kita tidak ingin menjadi penyebab kecelakaan.
2. Mendahului kendaraan besar
Beri jarak aman kendaraan kita dengan kendaraan yang akan didahului agar dapat memantau kondisi jalan raya di depan. Jangan tergesa-gesa mendahului jika tidak dapat melihat kondisi di depan dengan jelas atau tidak dapat memastikan apakah sudah aman untuk mendahului. Amati posisi melaju kendaraan-kendaraan berdimensi besar seperti truk atau bus, karena memiliki haluan yang sangat berbeda, meskipun saat lurus atau pun berbelok mengingat jalan-jalan di Indonesia juga terlalu sempit atau terlalu sulit untuk dilebarkan karena banyaknya bangunan yang tidak sesuai dengan IMB. Tetaplah mengingat bahwa kita sama sekali tidak ingin menjadi penyebab kecelakaan.
3. Mendahului dari kiri.
Saat berkendara di jalan raya yang hanya memiliki dua lajur, usahakan untuk tidak mendahului kendaraan dari arah kiri, terutama mendahului kendaraan besar, karena visibilitas pengemudi kendaraan besar tidak menjangkau semua bagian sisi kiri mobil secara optimal. Jika kendaraan yang akan kita dahului tersebut melakukan manuver sedikit, atau kendaraan kita terpeleset karena pasir atau mengerem mendadak, ban meletus, dll maka kita akan pasti langsung bersenggolan dengan sisi kendaraan yang kita dahului. Baca lagi penjelasan di poin nomor 2.
Hafalkan di kepala, kita tidak ingin menjadi penyebab kecelakaan!
Baru saja kemarin di MotoGP Assen kita menyaksikan bagaimana kontak antar motor (Rossi vs Marquez) pada saat balapan benar-benar sangat membahayakan meskipun motor dan sirkuit sudah dilengkapi dengan berbagai peranti keamanan canggih, lha bagaimana jika hal itu terjadi di jalan raya?
Kesimpulan:
Pengendalian diri benar-benar sangat perlu dilatih saat berkendara sehari-hari bahkan pada saat balapan di sirkuit.
Hormati pengendara lain dan jangan sembrono dengan mempertaruhkan nyawa kita atau orang lain.
Berkendaralah dengan bijak dan mudiklah dengan aman.
Berhati-hatilah saat bertemu, berpapasan atau berbarengan dengan pengendara yang masih remaja atau bahkan anak di bawah umur.